Jumat, 03 Desember 2010

Metode Penelitian Kualitatif

jonaidi

PENELITIAN KUALITATIF
Jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.
PENELITIAN KUALITATIF
Jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.
Penelitian Kualitatif
Data tidak berbentuk angka, lebih banyak berupa narasi, deskripsi, cerita, dokumen tertulis dan tidaktertulis (gambar, foto).
Data tidak berbentuk angka, lebih banyak berupa narasi, deskripsi, cerita, dokumen tertulis dan tidaktertulis (gambar, foto).
            Data yang banyak dan kaya informasi hanya akan menjadi setumpuk kertas yang tidak bermakna bila peneliti tidak mampu mengolah dan menginterpretasikannya.

Analisa Kualitatif berbeda dengan Analisa Kuantitatif
Penelitian kualitatif tidak memiliki rumus atau aturan absolut untuk mengolah dan menganalisis data.
Patton, 1990, Qualitative Evaluation and Research
Methods:
“In short, there are no absolute rules except to do
the very best with your full intelect to fairly represent
the data and communicate what the data reveal
given the purpose of the study.”
Organisasi Data
Organisasi data yang sistematis memungkinkan peneliti untuk: 
 Memperoleh kualitas data yang baik,
 Mendokumentasikan analisis yang dilakukan,
 Menyimpan data dan analisis yang berkaitan dengan penyelesaian penelitian

Hal-hal penting untuk disimpan/diorganisir
Data mentah (catatan lapangan, kaset hasil rekaman).
Data yang sebagian sudah diproses (transkrip wawancara, catatan refleksi peneliti).
Data yang sudah diberi kode-kode spesifik.
Penjabaran kode-kode dan kategori secara luas melalui skema.
Memo dan draft untuk analisis data (refleksi konsepsual peneliti mengenai arti konsepsual data).
Catatan pencarian dan penemuan (search and retrieval records).
Display data melalui skema atau jaringan informasi.
Dokumentasi langkah-langkah kegiatan penelitian.
Daftar indeks laporan
Draft Laporan

Langkah-langkah dalam Koding
Pertama, peneliti menyusun transkrip kata demi kata atau catatan lapangan, memberi kolom kosong di sisi kanan-kiri catatan, memungkinkan dilakukan koding.
Kedua, peneliti secara urut dan kontinu melakukan penomoran pada baris-baris transkrip.
Ketiga, peneliti memberikan nama untuk masing-masing berkas dengan kode tertentu. Gunakanlah kode yang sesuai dengan catatan penelitian tersebut.

Langkah berikutnya…..
Membaca transkrip untuk mengidentifikasi kemungkinan tema-tema yang muncul. Tema ini dapat memodifikasi proses pengambilan data berikutnya.
Membaca transkrip berulang-ulang sebelum melakukan koding untuk memperoleh ide umum tentang tema, sekaligus menghindari kesulitan mengambil kesimpulan.
Selalu membawa buku catatan, komputer atau tape recorder untuk
mencatat pemikiran-pemikiran analitis yang muncul secara spontan.
Membaca kembali data dan catatan analisis secara teratur, dan segera
menuliskan tambahan-tambahan pemikiran, pertanyaan- pertanyaan
dan ide tambahan begitu hal itu muncul.

Skema pengembangan data
DATA
KATA KUNCI
TEMA
KATEGORI (Pemerhati, Netral, Antipati)
HUBUNGAN ANTAR KATEGORI (POLA)
Kepekaan Teoritis
Dalam melakukan analisis data dibutuhkan adanya kepekaan teoritis, karena dalam analisis data peneliti sebenarnya sedang melakukan upaya pengembangan teori.
“In making sense of the data, you are engaged in
theorizing – the construction of meaningful
patterns and organizations of facts. A theory is an
arrangement of facts in the form of an explanation
or interpretation” (Jorgensen, 1989).
Kepekaan Teoritis….
Kualitas personal yang dimiliki peneliti, mengindikasikan kesadaran tentang detail dan kompleksitas makna dari data.
Tergantung pada jenis dan penguasaan referensi, pengalaman, dan kepekaan terhadap fenomena yang diteliti.
Kemampuan untuk mengolah “insight”, memberi makna pada data, memahami, memilih dan memilah data.






SUMBER Kepekaan Teoritis
LITERATUR.
Kekayaan bahan bacaan tentang teori, penelitian, berbagai jenis dokumen (laporan, biografi, koran, majalah).
PENGALAMAN PROFESI.
Semakin banyak seorang peneliti melakukan penelitian dan terjun ke lapangan, semakin baik baik memperoleh gambaran tentang bagaimana segala sesuatu berlangsung, mengapa, dan bagaimana sesuatu akan terjadi pada kondisi tertentu.

SUMBER Kepekaan Teoritis
PENGALAMAN PRIBADI.
Mengalami langsung dan bersentuhan dengan masalah-masalah yang kita teliti akan memperkaya kemampuan analisis kita, dibanding hanya membaca atau mendengar dari orang lain.
PROSES ANALISIS.
Wawasan dan pemahaman tentang fenomena akan meningkat ketika penelitia berinteraksi dengan data.

Manfaat Kepekaan Teoritis
(Strauss and Corbin, 1990)
Memungkinkan peneliti keluar dari keterbatasan pemikiran (baik karena keterbatasan pustaka atau pengalaman personal).
Membantu peneliti terhindari dari kecenderungan berpikir standar mengenai gejala tertentu.
Merangsang proses induktif.
Menghindari kemungkinan perlakukan data yang kurang hatihati (sembarangan).
Memungkinkan klarifikasi dan upaya-upaya mengungkap fakta di balik asumsi-asumsi.
Membantu peneliti mendengar apa yang disampaikan subyek yang diteliti, dan berbagai kemungkinan makna yang terkandung dalam jawaban-jawaban responden.
Menghindarkan peneliti dari kecenderungan terlalu cepat mengambil kesimpulan (merasa bahwa pertanyaan penelitian sudah terjawab).
Memaksa terus berkembangnya pertanyaan-pertanyaan serta kemungkinan jawaban, yang memungkinkan pendalaman pemahaman terhadap data.
Memungkinkan dilakukannya eksplorasi dan klarifikasi terhadap dugaan-dugaan dan kesimpulan-kesimpulan yang dikembangkan.

Manfaat Kepekaan Teoritis
Hal-hal Penting dalam Strategi Analisis
            Mempresentasikan secara kronologis peristiwa yang diamati, mulai dari awal hingga akhir.
Mempresentasikan kejadian-kejadian kritis atau peristiwa kunci, berdasarkan urutan kepentingan kejadian tersebut. Memfokuskan analisis dan presentasi pada individuindividu
atau kelompok-kelompok, bila memang individu atau kelompok tersebut menjadi unit analisis primer. Mengorganisir data dengan menjelaskan proses-proses yang terjadi (seleksi, pengambilan keputusan, komunikasi, dll). Memfokuskan pengamatan pada isu-isu kunci, yang diperkirakan akan sejalan dengan upaya menjawab pertanyaan primer. Mempresentasikan secara kronologis peristiwa yang diamati, mulai dari awal hingga akhir. Mempresentasikan kejadian-kejadian kritis atau peristiwa kunci, berdasarkan urutan kepentingan kejadian tersebut.
Memfokuskan analisis dan presentasi pada individuindividu atau kelompok-kelompok, bila memang individu atau kelompok tersebut menjadi unit analisis primer. Mengorganisir data dengan menjelaskan proses-proses yang terjadi (seleksi, pengambilan keputusan, komunikasi, dll).
Memfokuskan pengamatan pada isu-isu kunci, yang diperkirakan akan sejalan dengan upaya menjawab pertanyaan primer.
Substansi:
 Rumusan Masalah: ringkas, jelas.
 Kerangka Dasar Teori: penjelasan konsepsual tentang masalah yang diteliti. Bukan hanya berisi definisi-definisi.
Teknis :
 Sistematika penulisan
 Teknik pengutipan (Referensi)
 Teknik penulisan: perhatikan KOMPOSISI
 Penulisan Daftar Pustaka
 Pembagian alinea: satu alinea mengandung satu pokok pikiran.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
Penyusunan Proposal
Metode Penelitian
 Jenis Penelitian: Kuantitatif atau Kualitatif. Jika kualitatif, sebutkan secara lebih spesifik (ingat jenis-jenis penelitian dalam berbagai buku Metode Riset, termasuk yang sudah dibahas di kelas). Apakah digunakan POPULASI DAN SAMPEL, atau INFORMAN KUNCI, atau RESPONDEN PENELITIAN.
 Data yang dibutuhkan: Jenis data, Sumber data (dari mana data diperoleh), Bagaimana Teknik Pengumpulan Data.
 Teknik Analisis Data: Langkah-langkah konkrit dalam melakukan analisis data (Jangan terlalu terpukau pada kutipan. Jelaskan secara konkrit tentang langkah-langkah yang akan dilakukan).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar